Sunday 12 January 2014

Thief (or thieves) in the office

Pesan Bang Napi: “Kejahatan bisa terjadi bukan saja karena ada niat si pelaku, tapi kejahatan juga bisa terjadi karena ada kesempatan. Waspadalah, waspadalah.....

 Pic from here

Jadi selama 6 tahun gw kerja di kantor ini, belum pernah ada kejadian barang hilang di kantor Jakarta.

HP, charger, makanan, or kadang2 even duit kecil2 pun kalo digeletakin di meja kantor, besoknnya selalu menanti kita dengan setia atau kadang-kadang disimpanin sama OB yang tugas malam.
Intinya kita semua merasa aman lah kalau ninggalin barang or even dompet di meja kerja.

Sampai kejadian beberapa bulan yang lalu, ternyata ada beberapa orang mulai kehilangan duit. Ada yang 200 ribu rupiah, ada yang 400 ribu rupiah, ada yg 500 ribu, (kenapa pada diam2 aja ya???) Ada juga yang hilang charger bb (makanan juga ada yang ngaku hilang sih, tapi ini sih gak ditanggapin serius. yaelah, makanan kan kadang2 kalo ditaruh di meja dianggap udah milik bersama toh, mbak?).

Puncaknya adalah ketika salah satu anak kantor (dicatat, ini orang duduknya di ruangan yang deket direksi ya.. jadi harusnya jarang2 yang ke lokasi itu) kehilangan kartu kreditnya. 

Awalnya sih dia gak ngeh kartu kreditnya ilang. ya jujur aja, kalo kartu gw yang jarang dipakai hilang satu biji pun gw mungkin gak akan ngeh ya. Apalagi ini kartunya baru dan belum pernah diaktifin.

Kemudian suatu hari, tiba-tiba si anak ini ditelp sama bank yang menerbitkan kartu kredit tersebut bahwa ada percobaan untuk pemakaian kartu kreditnya sebanyak tiga kali yang mana transaksi tersebut tidak berhasil dieksekusi karena kartu belum diaktifkan.

Temen kantor gw ini kaget lah (masih ngotot ke bank kartunya gak pernah dipakai dan ada di dompet kok), baru dia cek kedalam dompet dan ternyata memang kartunya sudah tidak ada. Dan beliau yakin sekali kartu tersebut hilang dikantor berhubung tidak pernah dikeluarkan dari dompet dan kadang2 memang dompet suka ditinggal di dalam tas di atas meja kerja.
Percobaan transaksi tersebut pun bukan sekali atau dua kali, tetapi tiga kali di tempat yang berbeda dengan jumlah yang cukup besar  (buat gw) yaitu 9 juta rupiah untuk pembelian gadget di salah satu gerai gadget di mall cukup terkenal dengan toko2 HP dan gadgetnya.

Luar biasa.

Heboh donk satu kantor. Mulai ada yang mengusulkan pasang CCTV di ruangan kerja, dsb, dsb.
Dan group Watsup di kantor pun mulai ramai membahas kehilangan tersebut, terlebih lagi si temen yang kehilangan itu memajang bukti capturan percobaan pemakaian kartu kredit yang didapat dari bank.

Cuma....., di jaman yang teknologinya sudah canggih, ternyata gampang sekali untuk menangkap pencuri amatiran seperti ini. Si temen yang kehilangan cukup pergi ke gerai penjual gadget, minta ditunjukin CCTV atau rekaman di toko, cek tanggal dan jam transaksi dilakukan, sesuaikan dengan tanggal dan jam rekaman CCTV /video dari toko dan voila.... muncullah sesosok wajah perempuan yang sehari-hari bekerja bersama kita di kantor yang sama.

Dari keterangan pemilik toko kelihatan bahwa ternyata pencurian kartu kredit tersebut sepertinya sudah direncanakan, mengingat si perempuan dalam video ternyata memiliki fotocopy KTP temen yang dicuri kartunya, yang ditunjukkan ke kasir toko pada saat dimintain oleh kasir karena transaksi gagal  dilakukan (kartu belum aktif). Oooalaaa Mbak, ini niat banget sih nyolongnya.

Dan ternyata si perempuan yang wajahnya nongol di CCTV tersebut termasuk salah satu yang aktif mengomentarin di watsup pada saat kasus tersebut muncul. Menghilangkan kecurigaan gitu maksudnya.

Akhir kata, kejahatan dapat terjadi di mana saja. Waspadalah, dont judge a book by its cover.

Dan bagaimana dengan yang kehilangan 200 ribu, 400 ribu rupiah dan charger, apakah diambil oleh orang yang sama?
Entahlah...
Terus bagaimana nasib perempuan yang muncul di penampakan?
Harusnya sih di PHK atau dipidana, tapi entahlah.... kita tunggu saja.... 

Update 17 jan 2104

Bagaimana nasib perempuan yg muncul di penampakan?

Jadi setelah seminggu dari video berhasil didapatkan, baru lah HRD kantor gw dengan gaya klemer-klemernya memberikan pilihan ke orang ybs, apakah mau resign sukarela atau dipidana.
ya, anda gak salah baca, saya pun gak salah ketik, MEMBERIKAN PILIHAN.

Dan anak yang muka tembok, tebel kuping tersebut dengan santainya bernegosiasi agar tidak perlu resign, tetapi hanya dikasih SP dan dia janji gak akan ngulang lagi. WTF??
siapa yang bisa guarantee maling gak akan maling lagi, atau even lebih parah lagi malingnya gak akan teriak maling?

Setelah rayuan untuk gak disuruh resign gak berhasil, ybs nego lagi agar dikasih waktu 2-3 bulan tetap kerja di kantor kita sambil dia bisa mencari kerjaan lain. WTH??
terus selama 2-3 bulan tersebut seluruh karyawan harus was-was dan menggenggam dompet erat2 selama dikantor? memang kalau orang yg urat malunya sudah putus, segala macam cara juga ditempuh.
dan akhirnya nego terakhir, dikasih sampe akhir bulan.

Gw jadi mikir, perusahaan kok galak sama org yang benar, tapi ama maling takut?

Dan hari ini, ybs jalan-jalan manis donk ke singapore sama temen2 kantor yang lain seolah-olah tidak terjadi apa2.

Update ke dua yang lebih gila lagi, ternyata hari ini ada satu lagi karyawan (yg duduk di sebelah ybs) melaporkan kartu kreditnya dijebol sebanyak 15 juta aja.
Dan kartu kreditnya sesudah dibobol, dibalikin lagi kedompet yang punya dan bertengger manis di situ.
yang dibobol terang aja gak ngeh, dan baru tau begitu mendapat rincian tagihan dari bank (dan omelan serta sangkaan selingkuh dari isteri).

Sekali maling tetap maling.
Tapi yang lebih bego lagi yang pelihara maling.







No comments:

Post a Comment